SURAT YAA SIN
(Arab, Latin dan Terjemah)
يسٓ
Yaa siin
Yaa siin.
وَٱلْقُرْءَانِ ٱلْحَكِيمِ
Wal Qur'aanil hakiimi
Demi Al Qur’an
yang penuh hikmah,
إِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿٣﴾
Innaka laminal mursaliina
sesungguhnya
kamu salah seorang dari Rasul-rasul,
عَلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ
﴿٤﴾
Alaa sirathin mustaqiiminin
(yang berada)
di atas jalan yang lurus,
تَنزِيلَ ٱلْعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ ﴿٥﴾
Tanziilal 'aziizir rahiimi
(sebagai
wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Penyayang,
لِتُنذِرَ قَوْمًۭا مَّآ أُنذِرَ
ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَـٰفِلُونَ ﴿٦﴾
Litundzira qauman maa undzira
aabaaa-uhum fahum ghaafiluuna
agar kamu
memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi
peringatan, karena itu mereka lalai.
لَقَدْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ
أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٧﴾
Laqad haqqal qaulu 'alaa aktsa
rihim fahum laa yu'minuuna
Sesungguhnya
telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka,
karena mereka tidak beriman.
إِنَّا جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَـٰقِهِمْ
أَغْلَـٰلًۭا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ ﴿٨﴾
Innaa ja'alnaa fii a'naaqihim
aghlaalan fahiya ilal adzqaani fahum muqmahuuna
Sesungguhnya
Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke
dagu, maka karena itu mereka tengadah.
وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ
سَدًّۭا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّۭا فَأَغْشَيْنَـٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ ﴿٩﴾
Waja-'alnaa mim baini aidiihim
saddan wa min khal-fihim saddan fa aghsyainaahum fahum laa yubshiruuna
Dan Kami
adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang dinding (pula), dan Kami tutup
(mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
وَسَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ
أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿١٠﴾
Wasawaa-un 'alaihim a-andzartahum
amlam tundzirhum laa yu'minuuna
Sama saja bagi
mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi
peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.
إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكْرَ
وَخَشِىَ ٱلرَّحْمَـٰنَ بِٱلْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍۢ وَأَجْرٍۢ
كَرِيمٍ ﴿١١﴾
Innamaa tundziru maittaba-adz
dzikra wa khasyiar rahmaana bil ghaibi fabasysyirhu bi magfiratin wa ajrin
kariimin
Sesungguhnya
kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan
dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya.
Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ
وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَـٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَـٰهُ فِىٓ
إِمَامٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿١٢﴾
Innaa nahnu nuhyil-mauta wa
naktubu maa qaddamuu wa aatsarahum, wa kulla syai'in ahshainaahu fii imaamim
mubiin
Sesungguhnya
Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).
وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَـٰبَ ٱلْقَرْيَةِ
إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ ﴿١٣﴾
Wadhrib lahum matsalan
ash-haabal-qaryati idz jaaa'ahal-mursaluuna
Dan buatlah
bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan
datang kepada mereka;
إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ
فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍۢ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم
مُّرْسَلُونَ ﴿١٤﴾
Idz arsalna ilaihimuts naini
fakadzdzabuuhuma fa 'azzaznaa bi tsalitsin faqaaluu innaa ilaikum mursaluuna
(yaitu) ketika
Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya;
kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu
berkata:” Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang-xx diutus kepadamu “.
قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌۭ
مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَـٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا
تَكْذِبُونَ ﴿١٥﴾
Qaaluu maa antum illaa basyarun
mitslunaa wamaa anzalar-rahmaanu min syai'in in antum illa takzibuuna
Mereka
menjawab:” Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha
Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka
“.
قَالُوا۟ رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّآ
إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ ﴿١٦﴾
Qaaluu rabbunaa ya'lamu inna
ilaikum la mursaluuna
Mereka
berkata:” Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang
diutus kepada kamu.
وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَـٰغُ ٱلْمُبِينُ
﴿١٧﴾
Wa maa'alainaa illal-balaaghul
mubiinu
Dan kewajiban
kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas “.
قَالُوٓا۟ إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ
ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا۟ لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ
أَلِيمٌۭ ﴿١٨﴾
Qaaluu inna tathay-yarnaa bikum
la'il lam tantahu lanarjumannakum walayamas sannakum minna 'adzaabun aliimun
Mereka menjawab:”
Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak
berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan
mendapat siksa yang pedih dari kami “.
قَالُوا۟ طَـٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ
أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌۭ مُّسْرِفُونَ ﴿١٩﴾
Qaaluu thaa'irukum ma-'akum, a-in
dzukkirtum bal antum qaumun musrifuuna
Utusan-utusan
itu berkata:” Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu
diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang
melampaui batas “.
وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ
رَجُلٌۭ يَسْعَىٰ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿٢٠﴾
Wajaa'a min aqshal madiinati
rajulun yas-'aa qaala yaa qaumit tabi'ul mursaliina
Dan datanglah
dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata:” Wahai
kaumku, ikutilah utusan-utusan itu,
ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا يَسْـَٔلُكُمْ
أَجْرًۭا وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٢١﴾
Ittabi-'uu man laa yas-'alukum
ajran wahum muhtaduuna
ikutilah orang
yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.
وَمَا لِىَ لَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِى
فَطَرَنِى وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٢٢﴾
Wa maa liya laa a'budul-ladzii
fatharanii wa ilaihi turja'uuna
Mengapa aku
tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakan dan yang hanya kepada-Nya kamu
(semua) akan dikembalikan?
ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً
إِن يُرِدْنِ ٱلرَّحْمَـٰنُ بِضُرٍّۢ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفَـٰعَتُهُمْ شَيْـًۭٔا
وَلَا يُنقِذُونِ ﴿٢٣﴾
A-attakhidzu minduunihi aalihatan
in yurudnirrahmaanu bidzurrin la tughnii 'anni syafa'atuhum syai'an walaa
yunqidzuuna
Mengapa aku
akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah
menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi
manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?
إِنِّىٓ إِذًۭا لَّفِى ضَلَـٰلٍۢ
مُّبِينٍ ﴿٢٤﴾
Inni idzan lafii dhalaalin mubiin
Sesungguhnya
aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ
﴿٢٥﴾
Inni aamantu birabbikum
fasma'uuni
Sesungguhnya
aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.
قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَـٰلَيْتَ
قَوْمِى يَعْلَمُونَ ﴿٢٦﴾
Qiilad-khulil-jannata qaala yaa
laita qaumii ya'lamuuna
Dikatakan
(kepadanya): “Masuklah ke surga”. Ia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya
kaumku mengetahui,
بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى
مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ ﴿٢٧﴾
Bimaa ghafaralii rabbii
waja-'alanii minal mukramiina
apa yang
menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk
orang-orang yang dimuliakan”.
وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَىٰ قَوْمِهِۦ
مِنۢ بَعْدِهِۦ مِن جُندٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ ﴿٢٨﴾
Wa maa anzalna 'alaa qaumihii min
ba'dihii min jundin minas-samaa'i wa maa kunna munziliina
Dan Kami tidak
menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit
dan tidak layak Kami menurunkannya.
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَٰحِدَةًۭ
فَإِذَا هُمْ خَـٰمِدُونَ ﴿٢٩﴾
In kaanat illaa shaihatan
waahidatan fa idzaa hum khaamiduuna
Tidak ada
siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka
semuanya mati.
يَـٰحَسْرَةً عَلَى ٱلْعِبَادِ ۚ مَا
يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ﴿٣٠﴾
Ya hasratan 'alal-ibaadi maa
ya'tiihim mir rasuulin illaa kaanuu bihi yastahzi'uuna
Alangkah
besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun
kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.
أَلَمْ يَرَوْا۟ كَمْ أَهْلَكْنَا
قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ ﴿٣١﴾
Alam yarau kam ahlaknaa qablahum
minal-quruuni annahum ilaihim laa yarji'uuna
Tidakkah
mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami
binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali
kepada mereka.
وَإِن كُلٌّۭ لَّمَّا جَمِيعٌۭ
لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿٣٢﴾
Wa in kullun lammaa jamii'un
ladainaa mukhdharuuna
Dan setiap
mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.
وَءَايَةٌۭ لَّهُمُ ٱلْأَرْضُ ٱلْمَيْتَةُ
أَحْيَيْنَـٰهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّۭا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ ﴿٣٣﴾
Wa aayatun lahumul-ardlul maitatu
ahyainaahaa wa akhrajnaa habban faminhu ya'kuluuna
Dan suatu
tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami
hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya
mereka makan.
وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّـٰتٍۢ مِّن
نَّخِيلٍۢ وَأَعْنَـٰبٍۢ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ ٱلْعُيُونِ ﴿٣٤﴾
Waja'alnaa fiihaa jannatin min
nakhiilin wa a'nabin wa fajjarnaa fiihaa minal'uyuuni
Dan Kami
jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya
beberapa mata air,
لِيَأْكُلُوا۟ مِن ثَمَرِهِۦ وَمَا
عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ ﴿٣٥﴾
Liya'kuluu min tsamarihi wa maa
'amilat-hu aidiihim afalaa yasykuruuna
supaya mereka
dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka
mengapakah mereka tidak bersyukur?
سُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ
كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ ﴿٣٦﴾
Subhaanalladzi khalaqal-azwaaja
kullahaa mimmaa tunbitul-ardhu wa min anfusihim wa mimmaa laa ya'lamuuna
Maha Suci
Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui.
وَءَايَةٌۭ لَّهُمُ ٱلَّيْلُ نَسْلَخُ
مِنْهُ ٱلنَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ ﴿٣٧﴾
Wa aayatun lahumul lailu naslakhu
minhun nahaara fa idzaahum muzhlimuuna
Dan suatu
tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan
siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,
وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّۢ
لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ
تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ ﴿٣٨﴾
Wasy-syamsu tajrii limustaqarrin
lahaa dzaalika taqdiirul 'aziizil 'aliimi
dan matahari
berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.
وَٱلْقَمَرَ قَدَّرْنَـٰهُ مَنَازِلَ
حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ ٱلْقَدِيمِ ﴿٣٩﴾
Walqamara qaddarnaahu manaazila
hatta 'aada kal urjuunil qadiimi
Dan telah Kami
tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah
yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن
تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّۭ فِى فَلَكٍۢ
يَسْبَحُونَ ﴿٤٠﴾
Lasy-syamsu yan baghii lahaa an
tudrikal qamara wa lallailu saabiqun-nahar, wa kullun fi falakin yashbahuuna
Tidaklah
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului
siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
وَءَايَةٌۭ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا
ذُرِّيَّتَهُمْ فِى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ ﴿٤١﴾
Wa aayatun lahum annaa hamalnaa
dzurriyyatahum filfulkil masyhuuni
Dan suatu
tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut
keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan,
وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِّثْلِهِۦ
مَا يَرْكَبُونَ ﴿٤٢﴾
Wa khalaqnaa lahum mim mitslihii
maa yarkabuuna dan
Kami ciptakan
untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti seperti bahtera itu.
وَإِن نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا
صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنقَذُونَ ﴿٤٣﴾
Wa in nasya' nughriqhum falaa
shariikha lahum wa laahum yunqadzuuna
Dan jika Kami
menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka
penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
إِلَّا رَحْمَةًۭ مِّنَّا وَمَتَـٰعًا
إِلَىٰ حِينٍۢ ﴿٤٤﴾
Illa rahmatan minnaa wa mataa'an
ilaa-hiinin
Tetapi (Kami
selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan
kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّقُوا۟ مَا
بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿٤٥﴾
Wa idzaa qiila lahumuttaquu maa
baina aidiikum wa maa khalfakum la'allakum turhamuuna
Dan apabila
dikatakan kepada mereka: “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa
yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat”, (niscaya mereka berpaling).
وَمَا تَأْتِيهِم مِّنْ ءَايَةٍۢ
مِّنْ ءَايَـٰتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا۟ عَنْهَا مُعْرِضِينَ ﴿٤٦﴾
Wa maa ta'tiihim min aayatin min
aayaati rabbihim illa kaanuu 'anha mu'ridhiina
Dan
sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan
Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنفِقُوا۟
مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟
أَنُطْعِمُ مَن لَّوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطْعَمَهُۥٓ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَـٰلٍۢ
مُّبِينٍۢ ﴿٤٧﴾
Wa idzaa qiila lahum anfiqu mimma
razaqakumullahu qaalal-ladziina kafaruu lil ladziina aamanuu anuth'imu mal lau
ya-sya'ullahu ath'amahu, in antum illa fii dhalaalim mubiinin
Dan apabila
dikatakan kepada mereka: “Nafkahkanlah sebahagian dari rezeki yang diberikan
Allah kepadamu”, maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang
yang beriman: “Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika
Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan
dalam kesesatan yang nyata”.
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ
إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ﴿٤٨﴾
Wa yaquuluuna mataa haadzal wa'du
in kuntum shaadiqiina
Dan mereka
berkata: “Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah
orang-orang yang benar?”
مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَٰحِدَةًۭ
تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ ﴿٤٩﴾
Maa yanzhuruuna ilala shaihatan
waahidatan ta'khudzuhum wahum yakhis simuuna
Mereka tidak
menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika
mereka sedang bertengkar.
فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةًۭ
وَلَآ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ ﴿٥٠﴾
Falaa yastathii'uuna taushiyatan
wa laa ilaa ahlihim yarji'uuna
Lalu mereka
tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada
keluarganya.
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم
مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ ﴿٥١﴾
Wa nufikha fish'shuuri fa idzaa
hum minal-ajdaatsi ilaa rabbihim yansiluuna
Dan ditiuplah
sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju)
kepada Tuhan mereka.
قَالُوا۟ يَـٰوَيْلَنَا مَنۢ
بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَـٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ
﴿٥٢﴾
Qaaluu ya wailanaa man ba'a
tsanaa min marqadinaa haadzsa maa wa'adar-rahmaanu wa shadaqal mursaluuna
Mereka
berkata: “Aduhai celakalah kami? Siapakah yang membangkitkan kami dari
tempat-tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah
dan benarlah Rasul-rasul (Nya).
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَٰحِدَةًۭ
فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌۭ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿٥٣﴾
In kaanat illaa shaihatan
waahidatan fa idzaa hum jamii'un ladainaa muhdharuuna
Tidak adalah
teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua
dikumpulkan kepada Kami.
فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌۭ
شَيْـًۭٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٥٤﴾
Falyauma laa tuzhlamu nafsun
syai'an wa laa tujzauna illaa maa kuntum ta'maluuna
Maka pada hari
itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali
dengan apa yang telah kamu kerjakan.
إِنَّ أَصْحَـٰبَ ٱلْجَنَّةِ ٱلْيَوْمَ
فِى شُغُلٍۢ فَـٰكِهُونَ ﴿٥٥﴾
Inna ash-haabal jannatil yauma
fii syughulin faakihuuna
Sesungguhnya
penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).
هُمْ وَأَزْوَٰجُهُمْ
فِى ظِلَـٰلٍ عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ مُتَّكِـُٔونَ ﴿٥٦﴾
Hum wa azwaajuhum fi dzilaa lin
'alal araa'iki muttaki'uuna
Mereka dan
isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas
dipan-dipan.
لَهُمْ فِيهَا فَـٰكِهَةٌۭ وَلَهُم
مَّا يَدَّعُونَ ﴿٥٧﴾
Lahum fiiha faakihatun wa lahum
maa yadda'uuna
Di surga itu
mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.
سَلَـٰمٌۭ قَوْلًۭا مِّن رَّبٍّۢ
رَّحِيمٍۢ ﴿٥٨﴾
Salaamun qaulan min rabbir
rahiimi
(Kepada mereka
dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
وَٱمْتَـٰزُوا۟ ٱلْيَوْمَ أَيُّهَا ٱلْمُجْرِمُونَ
﴿٥٩﴾
Wamtazul yauma ayyuhal mujrimuuna
Dan (dikatakan
kepada orang-orang kafir): “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada
hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat.
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَـٰبَنِىٓ
ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَـٰنَ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ
﴿٦٠﴾
Alam a'had ilaikum yaabanii
aadama anla ta'budusy syaitaana innahuu lakum 'aduwwun mubiinun
Bukankah Aku
telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah
syaithan? Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”,
وَأَنِ ٱعْبُدُونِى ۚ هَـٰذَا صِرَٰطٌۭ
مُّسْتَقِيمٌۭ ﴿٦١﴾
Wa ani' buduunii haadzaa
shiraathun mustaqiimun
dan hendaklah
kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.
وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّۭا
كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا۟ تَعْقِلُونَ ﴿٦٢﴾
Wa laqad adhalla minkum jibillan
katsiran afalam takuunuu ta'qiluuna
Sesungguhnya
syaithan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu
tidak memikirkan?
هَـٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِى كُنتُمْ
تُوعَدُونَ ﴿٦٣﴾
Haadzihii jahannamul-latii kuntum
tuu'aduuna
Inilah
Jahannam yang dahulu kamu di ancam (dengannya).
ٱصْلَوْهَا ٱلْيَوْمَ بِمَا كُنتُمْ
تَكْفُرُونَ ﴿٦٤﴾
Ishlauhal yauma bimaa kuntum
takfuruuna
Masuklah ke
dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.
ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ
وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ﴿٦٥﴾
Alyauma nakhtimu 'ala afwaa hihim
wa tukallimunaa aidihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuuna
Pada hari ini
Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi
kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
وَلَوْ نَشَآءُ لَطَمَسْنَا عَلَىٰٓ
أَعْيُنِهِمْ فَٱسْتَبَقُوا۟ ٱلصِّرَٰطَ فَأَنَّىٰ
يُبْصِرُونَ ﴿٦٦﴾
Walau nasyaa'u lathamasnaa 'ala
a'yunihim fastabaqush-shiraatha fa-annaa yubshiruuna
Dan jikalau
Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka
berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka betapakah mereka dapat melihat (nya).
وَلَوْ نَشَآءُ لَمَسَخْنَـٰهُمْ
عَلَىٰ مَكَانَتِهِمْ فَمَا ٱسْتَطَـٰعُوا۟ مُضِيًّۭا وَلَا يَرْجِعُونَ ﴿٦٧﴾
Wa lau nasyaa'u lamasyakhnaahum
'alaa makaanatihim famastathaa'u mudhiyan walaa yarji'uuna
Dan jikalau
Kami menghendaki pastilah Kami robah mereka di tempat mereka berada; maka
mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.
وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ
ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ ﴿٦٨﴾
Wa man nu-'ammirhu nunak-kishu
fil-khalqi afalaa ya'qiluuna
Dan
barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada
kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
وَمَا عَلَّمْنَـٰهُ ٱلشِّعْرَ وَمَا
يَنۢبَغِى لَهُۥٓ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌۭ وَقُرْءَانٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٦٩﴾
Wa maa 'allamnahusy-syi'ra wa maa
yanbaghii laahu in huwa ilala dzikrun wa qur'aanun mubiinun
Dan Kami tidak
mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya.
Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan,
لِّيُنذِرَ مَن كَانَ حَيًّۭا
وَيَحِقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَى ٱلْكَـٰفِرِينَ ﴿٧٠﴾
Liyundzira man kaana hayyan
wayahiqqal qaulu 'alal-kaafiriina
supaya dia
(Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan
supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.
أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّا خَلَقْنَا
لَهُم مِّمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَآ أَنْعَـٰمًۭا فَهُمْ لَهَا مَـٰلِكُونَ ﴿٧١﴾
Awalam yarau annaa khalaqnaa
lahum mimmaa 'amilat aidiina an'aaman fahum lahaa maalikuuna
Dan apakah
mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak
untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan
kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?
وَذَلَّلْنَـٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا
رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ ﴿٧٢﴾
Wadzallalnaahaa lahum faminhaa
rakuubuhum waminhaa ya'kuluuna
Dan Kami
tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi
tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.
وَلَهُمْ فِيهَا مَنَـٰفِعُ
وَمَشَارِبُ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ ﴿٧٣﴾
Walahum fiihaa manaa fi'u wa
masyaaribu afalaa yasykuruuna
Dan mereka
memperoleh padanya manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?
وَٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ
ءَالِهَةًۭ لَّعَلَّهُمْ يُنصَرُونَ ﴿٧٤﴾
Wattakhadzuu min duunillahi
aalihatan la'allahum yunsharuuna
Mereka
mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.
لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ
لَهُمْ جُندٌۭ مُّحْضَرُونَ ﴿٧٥﴾
Laa yastathii'uuna nashrahum
wahum lahum jundun muhdharuuna
Berhala-berhala
itu tiada dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi tentara
yang disiapkan untuk menjaga mereka.
فَلَا يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ ۘ إِنَّا
نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ﴿٧٦﴾
Falaa yahzunka qauluhum inna
na'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuuna
Maka janganlah
ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka
rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
أَوَلَمْ يَرَ ٱلْإِنسَـٰنُ أَنَّا
خَلَقْنَـٰهُ مِن نُّطْفَةٍۢ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٧٧﴾
A wa lam yaral-insanu anna
khalaqnahu min nutfatin fa iza huwa khasimum mubin
Dan apakah
manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani),
maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًۭا وَنَسِىَ
خَلْقَهُۥ ۖ قَالَ مَن يُحْىِ ٱلْعِظَـٰمَ وَهِىَ رَمِيمٌۭ ﴿٧٨﴾
Wa daraba lana masalaw wa nasiya
khalqah qala may yuhyil-izama wa hiya ramim
Dan dia
membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:
“Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?”
قُلْ يُحْيِيهَا ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ
أَوَّلَ مَرَّةٍۢ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ ﴿٧٩﴾
Qul yuhyiihal ladzi ansya'ahaa
aw-wala marratin wahuwa bikulli khalqin 'aliimun
Katakanlah: “Ia
akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha
Mengetahui tentang segala makhluk,
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ
ٱلْأَخْضَرِ نَارًۭا فَإِذَآ أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ ﴿٨٠﴾
Alladzii ja'ala lakum minasy
syajaril akhdari naaran fa idza antum minhu tuuqiduuna
yaitu Tuhan
yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan
(api) dari kayu itu.”
أَوَلَيْسَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ
وَٱلْأَرْضَ بِقَـٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخْلُقَ مِثْلَهُم ۚ بَلَىٰ وَهُوَ ٱلْخَلَّـٰقُ
ٱلْعَلِيمُ ﴿٨١﴾
Awalaisal-ladzii khalaqas
samaawaati wal ardha biqaadirin 'ala an-yakhluqa mitslahum balaa wahuwal
khallaqul-'aliimu
Dan tidakkah
Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa
dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ
شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ﴿٨٢﴾
Innamaa amruhuu idzaa araada
syai-an an yaquula lahuu kun fayakuunu
Sesungguhnya
keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
“Jadilah!” Maka terjadilah ia.
فَسُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى بِيَدِهِۦ
مَلَكُوتُ كُلِّ شَىْءٍۢ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٨٣ ﴾
Fasubhaanal ladzhii biyadihii
malakuutu kulli syai'in wa ilaihi turja'uuna.
Maka Maha Suci
(Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu
dikembalikan.
0 Komentar untuk "SURAT YAA SIN"